Aku ingin mengenangmu
yang sebentarnya diam di mata.
Tentu, jika kamu ada.
Hujan ini deras dan merintik di antara terik yang kusayangi dan rintihan yang ada di bawah kulit.
Aku tak sebegitu suka dengan suaranya, yang tidak mengijinkanku duduk sendiri dan bersedih. Dan dinginnya memelukku tanpa pernah aku bilang "mau".
Ku caci maki Tuhan dan jiwaku yang lama memutus hidup, lalu bangkit tanpa sempat bercerita panjang lebar tentang apa yang ada diujung sana.
Namun, sudahlah. Ku ingin bercerita, meski hanya tentangku di bilik kamar yang buruk ini.
Kepalaku berputar tanpa sempat berhenti.
Dan ku kira, untukmu aku akan berhenti.
Ku kira.
2021.
Komentar
Posting Komentar