Aku berlari menuju hujan
Yang merintik dalam doa,
Dan keinginan seorang puan untuk merangkul rembulan.
Jalanan ini tak pernah sepi
Kota yang terus berkilat
Tanpa kenal kata mati,
Memikat kedua matamu untuk terus berharap
Menarik mu 'tuk selalu memohon di balik malam gelap.
Aku tak pernah mengerti
Kesederhanaan dalam batin itu
Yang bergejolak menginginkan,
Yang hanya sampai pada rasa sedih
Dan putus asa.
Aku hanya mengerti
Bahwa jarak bukan tentang kereta
Yang melesat jauh ke Jakarta,
Namun tentang kau yang menatapnya
Jauh di sana,
Sementara aku terjebak mengejar rintik yang menetes dalam doa.
5 Januari 2025
Komentar
Posting Komentar